Interstitial Cystitis, Sindrom Nyeri di Kandung Kemih

advertisement

Interstitial Cystitis
Interstitial Cystitis adalah suatu kondisi kronis yang ditandai oleh kombinasi nyeri kandung kemih dan kadang-kadang nyeri di panggul. Nyeri yang dirasakan bisa berkisar dari rasa terbakar yang ringan hingga rasa sakit yang parah.

Interstitial Cystitis juga disebut sindrom nyeri kandung kemih dan paling banyak menyerang perempuan. Interstitial Cystitis dapat memiliki efek jangka panjang yang merugikan kualitas hidup.

Gejala

Tanda-tanda dan gejala Interstitial Cystitis bervariasi dari orang ke orang. Gejala Interstitial Cystitis meliputi:

1. Nyeri pada pinggul atau antara vagina dan anus pada wanita atau antara skrotum dan anus pada pria.
2. Nyeri panggul kronis.
3. Sering buang air kecil namun dalam jumlah kecil dan berlangung sepanjang hari dan malam. Pada kasus yang parah bahkan dapat buang air kecil 60 kali sehari.
4. Nyeri selama hubungan seksual.

Gejala Interstitial Cystitis mirip dengan infeksi saluran kemih kronis, namun urine tidak mengandung dari bakteri. Memburuknya gejala dapat terjadi jika penderita Interstitial Cystitis mengalami infeksi saluran kemih.

Penyebab

Kandung kemih adalah organ tubuh terbentuk dari otot berongga, berbentuk seperti balon dan berfungsi menyimpan urine sampai siap untuk dikosongkan. Pada orang dewasa, kandung kemih mengembang sampai penuh dan kemudian memberikan sinyal ke otak jika sudah waktunya buang air kecil.

Sinyal tersebut dikomunikasikan melalui saraf panggul. Pada Interstitial Cystitis, sinyal-sinyal saraf terganggu sehingga penderita merasa perlu buang air kecil lebih sering dan dengan volume yang lebih kecil dari biasanya.

Ada kemungkinan bahwa banyak penderita Interstitial Cystitis juga memiliki cacat pada lapisan pelindung (epitel) kandung kemih mereka. Suatu kebocoran di epitel memungkinkan zat-zat beracun di dalam urin mengiritasi dinding kandung kemih.

Perawatan dan obat-obatan

A. Obat oral yang dapat meringankan gejala Interstitial Cystitis meliputi:
1. Ibuprofen (Advil, Motrin, others), naproxen (Aleve, Anaprox) dan obat anti radang nonsteroid, untuk menghilangkan rasa sakit.
2. Antidepresan trisiklik seperti amitriptyline atau imipramine (Tofranil), untuk membantu mengendurkan kandung kemih dan nyeri blok.
3. Antihistamin seperti diphenhydramine (Benadryl, lainnya) dan loratadine (Claritin, orang lain), untuk dapat mengurangi rasa sering ingin kencing dan meringankan gejala lainnya.

4. Pentosan (Elmiron), obat oral yang telah untuk mengobati Interstitial Cystitis. Obat Ini mungkin memakan waktu hingga enam bulan untuk menurunkan frekuensi kencing. Efek sampingnya termasuk gangguan pencernaan ringan dan rambut rontok yang akan membaik ketika berhenti minum obat. Obat ini belum diteliti pada wanita hamil.

B. Perangsangan saraf

Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) menggunakan tegangan listrik ringan untuk menghilangkan rasa sakit panggul dan mengurangi frekuensi kencing. Kabel listrik ditempatkan di bawah punggung atau tepat di atas daerah kemaluan.

Tegangan listrik diberikan selama beberapa menit atau jam, dua kali atau lebih sehari. Dalam beberapa kasus, perangkat TENS dapat dimasukkan ke dalam vagina wanita atau dubur pria.

Para ilmuwan percaya bahwa TENS dapat menghilangkan rasa sakit dan frekuensi kencing yang terkait dengan Interstitial Cystitis dengan meningkatkan aliran darah ke kandung kemih, memperkuat otot-otot yang membantu mengontrol kandung kemih atau memicu pelepasan zat yang nyeri blok.

Pengobatan lain yang mungkin adalah merangsang saraf sakral. Modulasi pada saraf sakral (jalur utama antara saraf tulang belakang dan saraf di kandung kemih) dapat mengurangi perasaan ingin segera kencing.

Metodenya yaitu kawat tipis ditempatkan di dekat saraf sakral dan memberikan impuls listrik ke kandung kemih, mirip dengan alat pacu jantung. Jika prosedurnya berhasil mengurangi gejala, perangkat yang permanen bisa ditanamkan lewat operasi.

C. Menggembungkan kandung kemih
Caranya dengan peregangan kandung kemih menggunakan air atau gas. Prosedur dapat dipakai sebagai pengobatan jika responnya bertahan lama.

D. Obat yang ditanamkan ke dalam kandung kemih
Sulfoxide dimetil atau DMSO, (Rimso-50) ditempatkan ke dalam kandung kemih melalui tabung tipis fleksibel (kateter) dan dimasukkan melalui uretra. Larutannya kadang-kadang dicampur dengan obat lain seperti anestesi lokal.

Setelah berada di kandung kemih selama 15 menit, larutannya dikeluarkan melalui buang air kecil. Cara ini dapat mengurangi peradangan dan mencegah kontraksi otot yang menyebabkan gejala Interstitial Cystitis.

Pengobatan baru dengan menyuntik kandung kemih menggunakan larutan yang mengandung campuran obat: lidokain, natrium bikarbonat dan pentosan atau heparin dapat digunakan untuk mengurangi gejala.

E. Operasi
Dokter jarang menggunakan operasi sebagai pengobatan Interstitial Cystitis karena pengangkatan sebagian atau seluruh kandung kemih tidak menghilangkan rasa sakit dan dapat menyebabkan komplikasi lain. Operasi biasanya dilakukan hanya setelah pengobatan lain gagal.

Pilihannya meliputi:
1. Augmentasi kandung kemih. Menghilangkan bagian yang rusak dari kandung kemih dan menggantinya dengan potongan usus besar. Operasi ini masih menyisakan sedikit gejala rasa sakit dan beberapa orang masih perlu mengosongkan kandung kemih dengan kateter beberapa kali sehari.
2. Fulguration. Penyisipan instrumen melalui uretra untuk membakar borok yang mungkin muncul akibat Interstitial Cystitis.
3. Reseksi. Penyisipan instrumen melalui uretra untuk memotong borok.

Sumber: MayoClinic

Recent Posts :
Category Article